Rumah Adat Bangka Belitung

Kejayaan film Laskar Pelangi besutan Riri Reza dan Mira Lesmana turut mengantarkan Bangka Belintung ke puncak popularitas. Provinsi yang terdiri atas dua pulau utama ini memang menjadi latar pengambilan adegan demi adegan dalam Laskar Pelangi. Pesona alam mistis dan nyaris tak tersentuh membuat Bangka Belitung mendapat julukan baru: Surga Tersembunyi. Babel atau Bangka Belitung memang diberkahi banyak hal memikat. Sebut saja pantai dengan bebatuan vulkaniknya, pulau-pulau kecil nan menawan serta kekayaan etnis yang menjadi kekayaan tersendiri dan tak boleh dilewatkan. Keberagaman etnis ini mengantarkan Bangka Belitung sebagai wilayah dengan budaya yang kental. Warisan leluhur dalam lingkup budaya terlihat jelas dari rumah adat Bangka Belitung itu sendiri.


Eropa-Arab-Cina

Secara umum, rumah adat Bangka Belitung terkenal dengan gaya Melayu Bangka-nya. Konon, arsitektur rumah ini sudah ada sejak abad ke 15 silam dan pada perjalanannya mendapat banyak pengaruh dari kebudayaan Arab, Eropa bahkan Cina. Uniknya, meski digempur banyak kebudayaan dari berbagai sisi, karakter rumah adat Bangka Belitung justru muncul menjadi karakter bangunan baru yang menarik untuk disimak.

Jika diperhatikan secara seksama, rumah adat Bangka Belitung masih “mewarisi” gaya arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubungan Limas dan juga rumah Melayu Bubung Panjang. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung dengan bahan utama kayu, rotan, bambu, daun-daun, akar pohon dan atau juga alang-alang. Rumah Melayu Awal ini menyumbang atap yang tinggi dan sedikit miring pada bangunan Bangka Belitung. Selain itu, ia juga dipermanis dengan beranda yang ada di depan rumah juga jendela atau bukaan yang banyak. Adapun bagian dalam rumah terdiri atas rumah induk atau ibu dan juga rumah dapur.

Adapun pada bagian tiangnya, rumah adat Bangka Belitung dipengaruhi oleh falsafah 9 tiang. Bangunan tradisional hampir selalu dijumpai berdiri dengan 9 tiang. Tiang utama bangunan terletak persis di bagian tengah rumah. Sementara itu bagian dinding lazim terbuat dari pelepah kayu, kadang juga buluh atau bambu. Uniknya, dinding ini sama sekali tidak dipermanis dengan cat dan semacamnya. Jadi, jika Anda menjumpai rumah adat Bangka Belitung terlihat lusuh, justru di situlah karakternya melekat!

Jika dicermati, rumah adat Bangka Belitung juga mengadopsi rumah Melayu Bubung Panjang. Hal ini terlihat dari penambahan bangunan di sisi badan rumah utama. Penambahan sisi rumah ini konon merupakan hasil akulturasi kebudayaan non-Melayu seperti Tionghoa. Adapun pengaruh Eropa atau kolonial terlihat pada tangga rumah yang diletakkan pada batu dan bentuknya dibikin melengkung. Selain dipengaruhi oleh rumah Melayu Awal, rumah Bubung Limas dan rumah Bubung Panjang, konon rumah adat Bangka Belitung ini juga mengadopsi gaya rumah Rumah Rakit. Hanya saja pengaruhnya tak sekuat rumah khas Melayu lainnya.

Jika Anda berkunjung ke Bangka Belitung, tak ada salahnya menyempatkan diri untuk menyambangi rumah adat di provinsi muda yang satu ini. Selain memperkaya khazanah keilmuan Anda, wisata rumah adat ini juga akan menambah inspirasi. Terutama jika Anda penggemar arsitektur tua di nusantara.